Istilah ekolalia (echolalia) berasal dari bahasa Latin ēchō yang berarti ‘suara’ dan bahasa Yunani laliá yang berarti ‘berbicara’. Kata ēchō berasal dari bahasa Yunani ēchḗ yang juga berarti ‘suara (Sumber: Wikipedia).
Ekolalia (echolalia) adalah pengulangan dari apa yang dikatakan oleh orang lain. Anak dengan ekolalia akan meniru perkataan yang mereka dengar dari orang lain dalam kehidupan sehari-harinya, atau mengulang kalimat sebuah buku yang dibacakan kepada mereka, atau lirik lagu yang mereka dengar, atau ucapan dari sebuah acara atau film yang mereka tonton; tanpa mereka mengerti atau menggunakannya dengan tepat.
Ekolalia ternyata adalah bagian dari perkembangan bahasa yang normal dan merupakan cara bagaimana kebanyakan anak-anak belajar berbahasa (dengan cara meniru). Ekolalia umumnya dijumpai pada anak-anak balita berumur 18 bulan, dan akan berangsur-angsur hilang pada umur sekitar 30 bulan dengan berkembangnya kemampuan berbahasa mereka.
Ekolalia juga merupakan salah satu karakteristik yang banyak dijumpai pada anak-anak autis yang verbal. Dan anak dengan apraksia juga mempunyai kemungkinan mengalami fase ekolalia. Ada dua alasan yang mungkin menjadi penyebabnya. Alasan pertama, salah satu cara yang diajarkan kepada anak-anak dengan apraksia belajar berkata-kata adalah dengan cara meniru. Jadi kemungkinan alasannya adalah mereka melanjutkan kebiasaan meniru tersebut. Alasan kedua, meniru kalimat yang pernah dia dengar atau yang telah diajarkan mungkin lebih mudah bagi anak dengan apraksia daripada membuat kalimat baru sendiri.
Tanda-tanda Ekolalia
Tanda-tanda ekolalia yang utama adalah pengulangan. Sebagai contoh, anak dengan ekolalia akan mengulang pertanyaan yang diajukan dan bukannya menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka. Kemungkinan besar dikarenakan karena mereka tidak mengetahui bagaimana harus menjawab atau mereka tidak tahu jawabannya. Tanda lain adalah anak tampak frustasi ketika mereka ditanya di dalam suatu percakapan.
2 Macam Ekolalia
Terdapat 2 macam ekolalia. Ekolalia langsung (Immidiate Echolalia) dan Ekolalia tertunda (Delayed Echolalia). Pengulangan yang dilakukan secara langsung oleh anak setelah anak mendengar adalah ekolalia langsung. Contohnya, seorang anak ketika ditanya oleh orang tuanya, “Maukah kamu pergi?” Anak menjawab dengan “Maukah kamu pergi?”, dan bukannya menjawab dengan jawaban “Mau” atau “Tidak mau”. Sedangkan ekolalia tertunda adalah ekolalia yang dilakukan anak setelah beberapa waktu ia mendengar. Contohnya, anak berkata “Mama datang, Mama datang”, padahal ibunya sedang pergi.
2 Manfaat Ekolalia
Baik langsung maupun tertunda, ekolalia mempunyai 2 manfaat, yaitu interaktif dan non-interaktif.
Interaktif maksudnya, anak mengatakan frase/kalimat dengan tujuan untuk berkomunikasi, memberikan info, menjawab pertanyaan atau meminta sesuatu. Contohnya, ketika anak tampak stress dalam mengerjakan sesuatu dan dia berkata berulang-ulang, “Mama akan menolong, Mama akan menolong…..” Maksud sebenarnya dari anak adalah dia tidak bisa melakukan pekerjaan itu dan dia meminta ibunya untuk menolong. Kalimat ‘Mama akan menolong’ adalah kalimat yang dia sering dengar dari ibunya ketika dia dalam kesulitan mengerjakan sesuatu.
Non-interaktif maksudnya, anak berkata berulang-ulang kepada dirinya sendiri untuk proses meregulasi/menenangkan dirinya sendiri.
Bagaimana mengatasi ekolalia?
Ekolalia adalah bagian alami dari perkembangan kemampuan berbahasa. Bukanlah merupakan ide yang baik untuk mencegah ekolalia sepenuhnya ketika masih ada manfaat yang masih dapat didapatkan. Dan untuk anak dengan apraksia, ekolalia juga bisa dijadikan untuk menstimulasi perkembangan berbicara secara fungsional anak.
Tetapi untuk menghindari ekolalia permanen, orang tua harus mendorong berbagai bentuk komunikasi dengan anak. Dan kunci untuk mengatasi ekolalia adalah dengan membentuk setiap kata, frase atau kalimat seperti yang seharusnya anak katakan. Anak diajarkan baik bahasa reseptif maupun ekspresif dengan metode-metode yang ada dengan bantuan SLP/terapis. Dan dalam jangka waktu tertentu, pada umumnya anak akan mampu mengatasi ekolalia mereka.
Catatan: Artikel ini telah di-copas oleh orang lain (website lain) tanpa izin dari http://www.apraksia.com. Perlu diketahui bahwa artikel ini merupakan original tulisan Blessed Mom. Mohon mengutip sumber website www.apraksia.com jika Anda copas (copy & paste) bagian manapun dari website http://www.apraksia.com