Apakah Penyebab Apraksia?

Ada beberapa faktor yang memungkinkan seorang anak mempunyai apraksia. Dimulai dari faktor polusi, faktor kerusakan sistem saraf akibat sakit, infeksi atau kecelakaan, faktor kelainan pertumbuhan sistem saraf yang kompleks, faktor genetik, dan faktor lain-lainnya yang masih belum diketahui.

Apakah anak dengan apraksia bisa sembuh?

Dengan melihat kondisi anak-anak yang mempunyai apraksia yang ada sekarang, bisa dipastikan bahwa anak dengan apraksia tidak bisa sembuh. Tidak bisa sembuh bukan berarti anak dengan apraksia tidak bisa berbicara.
Hampir semua anak dengan apraksia bisa berbicara setelah mengikuti terapi dengan metode yang tepat. Beberapa dari mereka bahkan tidak menunjukkan apraksia yang mereka miliki saat dewasa. Hanya persentase kecil yang sampai dewasa menunjukkan apraksia yang mereka miliki.

Penting untuk diketahui, bahwa anak yang mempunyai apraksia tidak bisa berbicara dengan sendirinya dengan bertambahnya umur seperti anak-anak yang mengalami terlambat bicara pada umumnya. Ini dikarenakan akar masalah ada pada sistem saraf. Satu-satunya jalan untuk membuat anak dengan apraksia berbicara adalah mendapatkan terapi wicara dengan metode yang tepat, tepat untuk anak-anak dengan apraksia.

Diagnosa Apraksia

Bagaimana mendapatkan kepastian diagnosa untuk apraksia?

Pertama-tama, untuk semua anak yang terlambat berbicara diperlukan untuk melakukan tes pendengaran. Tes seperti OAE dan mungkin, BERA, diperlukan untuk menghilangkan kemungkinan permasalahan di pendengaran anak.

Kedua, diperlukan seorang patologi wicara, a speech language pathologist (certified-SLP), untuk melakukan diagnosa atau evaluasi yang diperlukan, untuk memastikan apakah anak memiliki apraksia.

Patologi wicara akan melihat 3 hal ini:

Kemampuan motorik oral anak

  • Melihat apakah ada masalah (lemah tidaknya) otot bibir, rahang, lidah. Anak yang mempunyai apraksia tidak mempunyai masalah dengan ini
  • Melihat seberapa baik anak menirukan gerakan mulut tanpa bersuara, seperti menggoyangkan lidah dari ujung kanan ke kiri, menjulurkan lidah ke atas dan bawah, tersenyum, dst.
  • Mengevaluasi koordinasi dan pengurutan pergerakan otot wicara ketika anak diminta mengucapkan serangkaian bunyi seperti pa-tah-kah secepat mungkin
  • Melihat kemampuan gerak otomatis anak secara riil (menjilat lolipop secara riil) dan membandingkannya dengan ketika anak diminta secara imajinasi (berimajinasi menjilat lolipop)

Melodi/intonasi bicara anak

  • Memastikan anak memberikan penekanan yang benar pada pengucapan kata maupun kata di dalam suatu kalimat
  • Mengamati apakah anak dapat menggunakan nada koma, nada tanya, nada berhenti dengan benar untuk membedakan tipe kalimat, maupun memberikan jedah untuk menunjukkan pergantian dari kalimat satu ke kalimat yang lain

Kejelasan bicara/pelafalan

  • Mengevaluasi bunyi vokal dan konsonan
  • Melihat seberapa baik pengucapan bunyi individu dan bunyi gabungan, seperti i, bi, bik, bis
  • Melihat seberapa baik orang lain dapat mengerti pengucapan anak dalam pengucapan satu kata, satu kalimat dan dalam bahasa sehari-hari

Patologi wicara juga akan melihat kemampuan mengerti anak, kemampuan mengekspresikan diri dalam berbicara dan sebagainya untuk melihat masalah lain yang mungkin ada. Diagnosa dari seorang patologi wicara sangat penting untuk memastikan bahwa anak memang mempunyai apraksia dan bukan gangguan/kelainan bicara yang lain, karena tidak sedikit macamnya…

Tanda-tanda Atau Gejala Apraksia

Anak yang memiliki apraksia mungkin memiliki beberapa tanda/gejala berikut:

Untuk anak batita:

  • tidak berceloteh waktu masih bayi
  • telat berbicara menurut umur
  • mengatakan hanya beberapa konsonan dan vokal
  • mempunyai kesulitan dalam mengucapkan rangkaian kata
  • menghilangkan huruf/kata yang sulit, atau mengganti huruf/kata yang seharusnya dengan huruf/kata yang lebih muda
  • ada kemungkinan mempunyai masalah dengan makan
  • ada kemungkinan mempunyai masalah ngiler untuk masa yang agak lama

Untuk anak balita atau lebih besar:

  • mempunyai kemampuan menangkap bahasa lebih baik daripada mengutarakannya
  • mempunyai masalah dalam menirukan pengucapan kata-kata baru
  • mempunyai masalah mengoordinasi lidah, bibir, rahang untuk membentuk bunyi tertentu
  • mempunyai masalah dalam mengucapkan kata-kata yang panjang
  • kata-kata yang diucapkan (agak) sulit dimengerti, terutama oleh orang tak dikenal