Seperti yang kita ketahui bahwa apraksia adalah masalah gangguan/kelainan wicara (speech disorder), bukan masalah berbahasa (language). Tetapi tidak menutup kemungkinan kalau anak dengan apraksia mempunyai masalah dengan berbahasa (language), baik itu language delay atau language disorder.
Pada post ini, saya akan membagikan penjelasan ringkas tentang berbahasa (language). Berbahasa yang dimaksud bukan masalah berbahasa Indonesia, berbahasa Inggris atau sebagainya; tetapi berbahasa dalam arti sebagai alat komunikasi.
Bahasa (language) adalah sistem verbal (lisan), tulisan, gestur, tanda-tanda, suara, atau simbol yang digunakan sebagai sarana berkomunikasi. Bahasa dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu bahasa reseptif (melihat, mendengar, membaca) dan bahasa ekspresif (berbicara, gestur, menulis).
Sebelum menjelaskan lebih lanjut, saya ingin memberikan perbedaan antara gangguan/kelainan wicara dan gangguan/kelainan bahasa (speech disorder vs language disorder)
Menurut definisi dari ASHA (American Speech-Language-Hearing Association),
- Ketika anak tidak mampu menghasilkan suara dengan benar atau lancar, atau memiliki masalah dengan suaranya, maka ia memiliki gangguan wicara (speech disorder).
- Ketika anak memiliki kesulitan memahami orang lain (bahasa reseptif), atau berbagi pemikiran, ide, dan perasaan (bahasa ekspresif), maka ia memiliki gangguan bahasa (language disorder)
Language Disorder
Perlu diketahui juga seperti adanya keterlambatan wicara (speech delay), ada juga keterlambatan bahasa (language delay). Keterlambatan bahasa (language delay) berbeda dari gangguan/kelainan bahasa (language disorder).
Anak dengan keterlambatan bahasa (language delay), akan mengalami perkembangan berbahasa seperti anak-anak lain seumurnya, tetapi lebih lama (terlambat).
Anak dengan gangguan/kelainan bahasa (language disorder), perkembangan bahasanya tidak berkembang secara normal. Anak mungkin memiliki hanya beberapa kemampuan bahasa. Atau, cara di mana kemampuan berbahasa anak ini berkembang berbeda dari semestinya.
Di bawah ini adalah Tabel Perkembangan Bahasa Reseptif dan Bahasa Ekspresif Anak Balita
Catatan:
- Anak yang mengalami gangguan/kelainan bahasa (language disorder), bisa hanya secara reseptif saja, ekspresif saja atau keduanya reseptif-ekspresif.
- Menurut statistik Amerika, 1 dari 20 anak memiliki gejala gangguan/kelainan bahasa (language disorder)
- Gangguan/kelainan bahasa (language disorder) jarang disebabkan karena kurangnya intelegensi anak
- Ekolalia (Echolalia) yang bersifat bukan sementara merupakan salah satu language disorder.