Sensori dan Apraksia – Part 1

Akhir-akhir ini saya menemukan bahwa ada hubungan antara sensori dan apraksia. Sebelum saya menerangkan hubungannya, saya akan sesederhana mungkin menjelaskan tentang sensori.

Sensori, atau yang dimasud dengan sistem sensori adalah bagian dari sistem saraf yang bertanggung jawab untuk memproses informasi sensori (rangsangan).

Sedangkan proses sensori atau yang biasa disebut sensori integrasi adalah suatu prosedur sistem saraf untuk mengorganisasi semua informasi yang kita terima dari tubuh kita maupun dunia sekitar kita dalam kehidupan sehari-hari. Proses sensori merupakan cara sistem saraf menerima pesan dari setiap rangsangan dan mengubahnya menjadi respon, baik respon motor maupun respon sikap. Dan otak merupakan mesin utama dari proses sensori ini.

Proses sensori melibatkan proses menerima, mendeteksi, mengintegrasi, modulasi, diskriminasi, respon tubuh dan praksis (motor planning), dimana proses-proses ini terjadi secara simultan.

Ketika ada rangsangan yang masuk pada indera kita (sensory input), maka rangsangan tersebut akan diubah menjadi pesan dan dikirimkan ke otak yang akan memprosesnya dan kemudian otak akan mengeluarkan pesan kepada tubuh sebagai respon (motor output).

Sensori

Ketika ada bagian dari sistem saraf atau otak yang ‘terganggu’, maka hal ini mencegah otak mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk menginterprestasikan informasi sensori yang masuk secara benar, sehingga akibatnya, otak memproses dan memberikan respon yang tidak benar. Kondisi seperti ini disebut gangguan proses sensori atau SPD (Sensory Processing Disorder), atau yang dulu biasanya disebut sebagai disfungsi sensori integrasi atau SID (Sensory Integration Dysfunction).

SPD penting dikenal karena anak dengan apraksia mungkin mengalaminya juga. Tetapi saya tidak akan membahas hal ini lebih lanjut karena post kali ini tentang sensori dan apraksia.

Seperti yang kita lihat pada gambar, sensori input terdiri dari 7 indera (manusia mempunyai lebih dari 7 indera), yaitu: visual, auditori, olfaktori, gustatori, taktil, vestibular dan proprioceptif. Kelima indera pertama (visual, auditori, olfaktori, gustatori, taktil) adalah panca indera yang kita kenal, yang rangsangannya berasal dari luar tubuh. Sedangkan kedua indera terakhir (vestibular dan proprioceptif) adalah indera internal yang jarang disebut, yang selalu bersama kita tetapi keberadaannya tidak kita sadari. Ketiga indera yang terakhirlah yang mempunyai relasi dengan apraksia.

Taktil (Tactile), the sense of touch, adalah indera yang memberikan informasi yang berhubungan dengan sentuhan, yang kita dapatkan dari seluruh permukaan kulit.

Vestibular, the sense of balance and movement, adalah indera yang memberikan informasi tentang posisi kepala kita di dalam hubungannya dengan permukaan bumi, tentang gerak tubuh kita, dan kesetimbangan. Informasi rangsangan didapat dari telinga bagian dalam.

Proprioceptif (Proprioceptive), the sense of position, adalah indera yang memberikan informasi tentang posisi tubuh dan gerak yang dilakukan oleh bagian tubuh. Informasi didapatkan dari pergerakan otot-otot tubuh.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s