Pada waktu saya mencari buku tentang language delay/disorder, buku ini menarik perhatian saya. Buku ini ditulis oleh Debbie Feit, seorang ibu yang mempunyai dua anak dengan apraksia. Buku ini memberikan penjelasan yang cukup jelas dan singkat, tidak hanya pada masalah wicara tetapi juga berbahasa.
Penulis mempunyai sentimen yang sama dengan saya bahwa knowledge is power. Dengan mengetahui lebih, kita lebih mengenal, mengerti dan pada akhirnya akan memampukan kita untuk bertindak dengan lebih baik. Dan buat saya, saya merasa lebih baik dalam menangani anak saya.
Secara keseluruhan buku ini memberikan penjelasan dasar yang cukup mengenai banyak hal, seperti:
- penjelasan detil mengenai definisi wicara (speech) dan berbahasa (language)
- perbedaan antara delay dan disorder
- memberikan argumen mengapa jangan mengambil tindakan wait and see
- kepada siapa kita harus mencari tolong
- penjelasan tentang bermacam-macam gangguan wicara (apraxia, articulation disorder, dysarthria, dysfluency/stuttering), ganguan bahasa (expressive language disorder, receptive language disorder, phonological disorder, semantic pragmatic language disorder) dan juga tentang hal-hal lainnya yang sering coexist dengan kondisi anak dengan gangguan wicara/bahasa, seperti hypotonia, sensory integration disorder dan sebagainya
- cara-cara terapi yang biasa digunakan oleh terapis
- suplemen, diet dan terapi alternatif lainnya
- nasehat-nasehat yang dapat dikerjakan di rumah
Buku ini memberikan kelegaan kepada saya ketika saya mengetahui bahwa anak-anak Debbie (Max dan Ari) juga mempunyai masalah berbahasa ketika mereka sudah bisa bicara, seperti yang terjadi pada Jr. Mungkin itu alasan saya membeli buku ini, yaitu untuk mengetahui apakah ada anak-anak lain yang mempunyai language problem ketika mereka sudah bisa bicara (apraxia is moderately resolved).